"Sampai saat ini letusan belum berhenti sejak pukul 16.04 WIB," kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Doktor Surono dalam perbincangan di tvOne, Rabu, 3 November 2010.
Menurut Surono, letusan Merapi yang disertai awan panas itu tidak terlihat secara visual karena sudah gelap gulita, ditambah cuaca hujan.
"Seluruh awan panas terbesar, tidak bisa dilihat," kata doktor geofisika lulusan Savoel University, Chambery, Prancis ini.
Letusan petang menjelang malam ini berbeda dengan yang terjadi pada pukul 11.00 hingga petang tadi. Letusan sempat mereda, tetapi jeda hanya berlangsung sejenak.
"Letusan ini sudah ke segala arah. Maka itu saya perintahkan semuanya untuk mundur sampai sejauh 15 kilometer," ujar Surono.
Letusan Merapi pada 26 Oktober yang menewaskan 39 orang itu menghantam Desa Kinahrejo, tempat juru kunci Merapi Mbah Maridjan. Desa Mbah Maridjan sendiri berada sekitar 4 sampai 5 kilometer dari puncak Merapi.
"Jangkauan awan panas ini sekitar 9 kilometer. Lebih panjang dari letusan pertama yang sekitar 7,5 kilometer," kata Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta Subandrio kepada staff the-killermedia sebelumnya.